Memaafkan Demi Kesehatan Mental
Mengurai Dendam: Saling Memaafkan Di Momen Lebaran Memberikan Kesan Damai Untuk Kesehatan Diri

Ilustrasi: Gambar tangan bersalaman bertema Mural Islami hasil karya para seniman di dinding Gang Abdul Jabar, Kelurahan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (23/5/2018) sore.
Setiap orang pasti pernah terluka atau memberikan luka kepada oran lain atas perbuatan atau perkataannya. Disakiti atau menyakiti memang dapat memberikan pengalaman yang tidak patut untuk dikenang dan seringkali menjadikan pengalaman yang traumatis. Rasa sakit ini bisa jadi timbul karena beberapa persoalan dalam berbagai aspek kehidupan dan dapat terjadi dengan atau kepada siapapun. Misalnya persoalan antar anak dan orangtua, persoalan antar adik dan kakak, persoalan antar sepasang kekasih, antar relasi pertemanan atau rekan kerja, antar saudara, bahkan antar tetangga sekalipun. Semua tidak pernah luput dari persoalan dan kesalahan.
Luka-luka tersebut sangat mungkin membuat diri Anda mengalami perasaan marah, kesal, dan bahkan dendam. Ingatan yang membekas tentang luka atau rasa sakit tersebut tidak akan luntur dengan sendirinya jika Anda tidak mencoba untuk mengurai perasaan tersebut dan memaafkan. Jika terasa masih sulit untuk memaafkan, pahami bahwa memaafkan bukan berarti orang yang pernah melukai atau menyakiti Anda pantas untuk diberikan maaf, melainkan karena Anda pantas memberikan maaf untuk diri sendiri, untuk ketenangan dan kedamaian diri sendiri. Jika Anda membiarkan perasaan negatif menyingkirkan perasaan positif, Anda mungkin akan mendapati diri Anda ditelan oleh kepahitan atau ketidakadilan bagi diri Anda sendiri.
Pendapat orang mengenai pengertian memaafkan bisa jadi berbeda-beda. Namun, secara umum, perihal memaafkan ini melibatkan keputusan untuk membebaskan rasa benci dan pikiran untuk balas dendam. Tindakan yang menyakiti atau menyinggung Anda mungkin akan selalu ada dalam ingatan Anda, tetapi memaafkan dapat mengurangi jeratannya dan membantu melepaskan Anda dari kendali orang yang menyakiti Anda. Memaafkan bukan berarti Anda harus melupakan tindakan orang lain yang menyakiti Anda atau berbaikan dengan orang yang menyebabkan kerugian tersebut. Inti dari memaafkan adalah melepas dendam dan kepahitan yang bisa mendatangkan perasaan damai dan tenang, juga untuk membantu Anda melanjutkan hidup.
Meskipun mungkin orang yang mendatangkan kerugian untuk diri Anda tidak pernah datang untuk meminta maaf dan tidak tampak adanya perasaan bersalah atau menyesali, tetaplah berikan maaf. Karena memaafkan berarti menawarkan kebaikan. Terlepas dari itu, saat memutuskan untuk memaafkan, kelola ekspektasi Anda. Kesalahan yang dibuat oleh orang lain ataupun kita bisa jadi merusak hubungan yang telah terjalin. Beberapa dari mereka menganggap bahwa memaafkan bisa mendatangkan manfaat baik untuk tetap terjalinnya hubungan yang utuh. Sayangnya, tidak demikian. Memaafkan, ataupun meminta maaf kepada orang lain, tidak menjamin hubungan akan kembali seperti sediakala. Terlebih, jika salah satu pihak menolak untuk menghentikan komunikasi dan membuat setting boundaries. Tidak berekspektasi adalah jalan untuk “memproteksi atau menjaga” diri sendiri dari rasa sakit yang muncul jika sesuatu yang diharapkan tak bisa terjadi.
Read more info "Mengurai Dendam: Saling Memaafkan Di Momen Lebaran Memberikan Kesan Damai Untuk Kesehatan Diri" on the next page :
Editor :Sherly Intan Amalia
Source : Rena Widyawinata